Jumat, 22 April 2016

geografi dalam kehidupan manusia



Geografi dalam kehidupan manusia

Latar Belakang
            Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah.Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran organisme.
       
Rumusan Masalah
         1.         Bagaimana  penyebaran makhluk hidup?
         2.         Bagaimana pembagian wilayah berdasarkan iklim?
         3.         Bagaimana pembagian wilayah untuk penyebaran binatang?

PEMBAHASAN
1. Penyebaran makhluk hidup

Dalam hal penyebaran makhluk hidup, pada masing-masing lapisan biosfer pun terdapat perbedaan. Bagi kehidupan di darat penyebaran makhluk hidup dipengaruhi oleh iklim, kesuburan tanah, bentuk permukaan bumi, ketersediaan air, dan lain-lain. Sebagai contoh, manusia memiliki kecenderungan untuk menempati suatu daerah yang memiliki kondisi alam yang menguntungkan baginya sehingga terjadilah pengelompokan penduduk di daerah-daerah yang subur dengan persediaan air yang cukup.

Bagi kehidupan perairan, di laut misalnya lebih dipengaruhi oleh suhu, kadar mineral, kedalaman, dan lain sebagainya. Kita akan mendapati bahwa daerah yang kaya dengan jenis ikan terdapat pada lapisan atas hingga kedalaman tertentu yang dapat dicapai sinar matahari. Hal ini terjadi karena adanya proses fotosintesis yang menyediakan bahan makanan bagi kehidupan di dalamnya, sedangkan pada dasar laut yang dalam proses fotosintesis sangat sedikit terjadinya sehingga makhluk hidup yang ada pun memiliki bentuk yang khas.

Beruntunglah kita sebagai bangsa Indonesia dengan kondisi alam yang subur dan iklim yang memungkinkan segala kehidupan tumbuh dan berkembang. Keanekaragaman sumber daya hayati Indonesia termasuk golongan yang tertinggi di dunia. Lebih dari 10% atau 25.000 jenis flora dan 220.000 jenis fauna dari seluruh dunia hidup di Indonesia. Di samping itu terdapat pula jenis-jenis sumber daya hayati yang hanya ada di Indonesia.

Beranekaragamnya makhluk hidup beserta penyebarannya masingmasingsesungguhnya bersifat saling melengkapi, membentuk suatu rangkaian ekosistem yang luas sehingga bila salah satu unsurnya terganggu maka terganggulah keseluruhannya. Sifat gangguan tersebut dapat berupa bencana alam dan berupa perusakan oleh manusia. Bencana alam yang dapat merusak lingkungan antara lain banjir, letusan gunung api, gempa, topan, kemarau, dan lain-lain. Pada kenyataannya kerusakan terbesar sering datang dari ulah manusia, baik disadari maupun tak di sadari seperti perusakan hutan, terusirnya suatu kelompok hewan karena tempatnya semula dihuni manusia, dan lain sebagainya sehingga karena ulah manusia pula timbul bencana alam yang pada akhirnya hanya mendatangkan kerugian bagi manusia sendiri. Kita sebagai manusia yang memiliki kelebihan dari makhluk hidup yang lain wajib ikut menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup kita sendiri.

2. Pembagian wilayah berdasarkan iklim
Berdasarkan iklimnya, suatu daerah/wilayah di bumi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu : 

1. Daerah Tropis.
Daerah tropis terletak di sepanjuang khatulistiwa antara 23,5 derajat Lintang Utara (LU) dan 23,5 derajat Lintang Selatan (LS), beriklim panas. Ciri-ciri daerah tropis, antara lain adalah :
  • Matahari bersinar sepanjang tahun.
  • Perubahan suhu sangat kecil (amplitudonya kecil).
  • Curah hujan tinggi, merata sepanjang tahun antara 200 - 225 cm per tahun.
  • Pohon-pohonnya besar dan tinggi, bisa mencapai 20 - 40 meter dan membentuk kanopi.
  • Tanah di bawahnya hampir tidak terkena sinar matahari, yang menyebabkan tanaman merambat atau menjalar ke atas.
  • Tanaman perdu masih bisa hidup dalam kanopi tanaman besar, sehingga terciptalah tingkatan kehidupan.
Di pedalaman daerah tropis terdapat beberapa padang/gurun pasir yang kondisinya berbeda jauh dengan lingkungan hutan tropis. Ciri-ciri daerah padang/gurun pasir adalah :
  • Perubahan suhunya sangat besar,  padasiang hari suhu bisa mencapai 50 derajat Celciusi, sebaliknya pada malam hari suhu dapat mencapai 0 derajat Celcius.
  • Curah hujan sangat rendah, sekitar 25 cm per tahun.
  • Kelembaban udara sangat rendah, sedangkan penguapan ai (evaporasi sangat tinggi, sehingga mengakibatkan tanah nya menjadi tandus.

2. Daerah Subtropis.
Daerah subtropis terletak di daerah antara 23,5 derajat - 66,5 derajat Lintang Utara (LU) dan 23,5 derajat - 66,5 derajat Lintang Selatan (LS). Beriklim sedang. Di daerah subtropis mengalami 4 musim, yaitu :
  • Musim panas (summer).
  • Musim gugur (autumn).
  • Musim dingin (winter).
  • Musim semi (spring).
Bioma daerah subtropis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  • Curah hujan sepanjang tahun antara 75 - 100 cm per tahun.
  • Memiliki 4 musim.
  • Hutannya merupakan luruh. Gugurnya daun pohonan hutan merupakan persiapan akan datangnya musim dingin, dan bersemi kembali setelah musim dingin selesai.
  • Adanya salju saat musim dingin.
  • Jumlah spesies tumbuhan lebih sedikit dibandingkan daerah tropis, pepohonan tinggi, jarak antar pohon satu dengan yang lain tidak rapat, sehingga tidak ada tanaman perdu di bawahnya.
Di daerah tengah benua terdapat padang rumput, karena curah hujannya sedikit, maka sulit bagi pohon untuk hidup dengan baik.  

3. Daerah Kutub.
Daerah kutub terletak antara 66,5 derajat - 90 derajat Lintang Utara (LU) dan 66,5 derajat - 90 derajat Lintang Selatan (LS). Pada musim panas, matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari, sehingga malam menjadi lebih singkat, sebaliknya pada musim dingin matahari bersinar kurang dari 12 jam, sehingga malam menjadi lebih lama. Bioma yang khas di daerah beriklim dingin adalah hutan taiga yang pohonnya terdiri dari satu jenis spesies (hutan homogen).  Ciri-ciri ekosistem daerah kutub adalah :
  • Perbedaan suhu dalam musim panas dan musim dingin sangat mencolok.
  • Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas antara 3 - 6 bulan.
  • Pohon khasnya konifer, sedangkan hewan yang hidup di kawasan tiaga adalah moose, beruang hitam, ajak, dan lain-lain.
  • Burung-burung beremigrasi di musim gugur - dingin.
Lebih ke utara di belahan bumi utara terdapat tundra, lokasinya di sekitar kutub sehingga iklimnya disebut juga iklim kutub. Ciri-cirinya adalah :
  • Perbedaan siang dan malam pada musim panas dan musim dingin sangat besar.
  • Dalam musim panas, tumbuh-tumbuhan membuat persediaan makanan untuk satu tahun. Tumbuhan musim berbunga serempak, sehingga padang rumput dipenuhi oleh berbagai jenis hewan.
  • Hewan khasnya adalah rendeer, musk oxen, dan beruang putih. Guna melindungi dirinya, hewan daerah kutub akan merubah bulunya menjadi gelap pada waktu musim panas, dan berwarna putih pada saat musim dingin.

2. Pembagian Daerah untuk Hewan

Berdasarkan perbedaan iklim di dunia, dunia di bagi atas 6 daerah hewan atau fauna regions, yaitu :
  • Daerah Oriental. Daerah oriental mencakup daerah Asia Selatan, Asia Tenggara, Indonesia bagian barat, dan sebagian sebelah utara pegunungan Himalaya. Jenis hewan yang ada di daerah oriental di antaranya adalah  gajah, harimau, kerbau, tapir, dan kera. 
  • Daerah Australia. Daerah Australia mencakup daerah Indonesia bagian timur, Australia serta pulau-pulau sekelilingnya. Jenis hewan yang ada di daerah Australia di antaranya adalah kangguru, kucing, koala, tupai terbang, wombat, dan bandicot. 
  • Daerah Palaearctic. Daerah palaearctic mencakup daerah Asia Utara dan Eropa. Jenis Hewan yang ada di daerah palaearctic di antaranya adalah reideer, beruang, bison, kambing bertanduk besar, keledai liar, kucing kutub, dan hedgehog. 
  • Daerah Ethiopian. Daerah ethiopian mencakup benua Afrika. Hewan yang ada di daerah Ethiopian di antaranya adalah singa, gajah, jerapah, kuda nil, dan gorila.
  • Daerah Neotropical. Daerah neotropical mencakup Amerika Selatan. Hewan yang ada di daerah neotropical  di antaranya adalah monyet, binatang pemakan semut, capybara, sloth, dan kinkojou. 
  • Daerah Neartic. Daerah neartic mencakup Amerika Utara. Hewan yang ada di daerah neartic di antaranya adalah bison, kijang, caribau (sejenis kijang), kucing gunung, dan muskhok.
Adanya kesamaan hewan dari satu wilayah dengan wilayah lain, menunjukkan bahwa pada mulanya dunia merupakan satu wilayah atau Pangaea. Karena adanya pergeseran bumi, benua menjadi terpisah-pisah. 

3. Faktor Penyebab Ketidakmerataan Hidup Tumbuhan dan Hewan.
Selain dari pembagian daerah berdasarkan iklim, yaitu daerah tropis, daerah subtropis, dan daerah
kutub, yang menyebabkan ketidak-merataan hidup tumbuhan dan hewan, Junghun membagi daerah iklim berdasarkan ketinggian daerah di atas permukaan air laut, yaitu :
  1. Daerah panas, dengan suhu rata-rata di atas 22 derajat Celcius, mencakup daerah dengan ketinggian dari 0 meter sampai 700 meter di atas permukaan laut. Vegetasi yang dapat tumbuh baik di antaranya adalah kelapa, tebu, padi, dan jagung.
  2. Daerah sedang, dengan suhu antara 15 derajat - 22 derajat Celcius, mencakup daerah dengan ketinggian antara 700 meter - 1.500 meter di atas permukaan air laut. Vegetasi yang tumbuh dengan baik di antaranya adalah teh, karet, kopi, dan sayur syuran.
  3. Daerah sejuk, dengan suhu antara 11 derajat - 15 derajat Celcius, mencakup daerah dengan ketinggian antara 1.500 meter - 2.500 meter di atas permukaan laut. Vegetasi yang tumbuh dengan baik di antaranya adalah pinus, tanaman budi daya (hortikultura), dan kina.
  4. Daerah dingin, dengan suhu di bawah 11 derajat Celcius, mencakup daerah dengan ketinggian di atas 2.500 meter di atas permukaan air laut. Vegetasi yang tumbuh baik adalah lumut di daerah yang paling atas, sedangkan di daerah yang bawah, vegetasi yang tumbuhhampir sama dengan daerah iklim sejuk. 
Dari hal-hal tersebut di atas dapat dilihat, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan ketidakmerataan hidup tumbuhan dan hewan di bumi adalah :
  • Faktor daerah, menurut iklim terdapat hubungan yang erat antara iklim dengan kehidupan lingkungan hidup tumbuhan dan hewan.
  • Faktor lingkungan, kehidupan dipengaruhi oleh unsur abiotik dan biotik.
  • Faktor sejarah geografi, bumi mengalami perubahan-perubahan karena kekuatan dari dalam (endogen) maupun kekuatan dari luar (eksogen). Berdasarkan kondisi geografis, terutama di Indonesia, Alfred Russel Wallace (1854 - 1862) membuat garis batas untuk membedakan tumbuhan dan hewan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Garis batas tersebut dikenal dengan nama garis Wallace. Garis Wallace membentang dari Selat Lombok, Selat Makasar, dan Laut Sulu yang memisahkan tumbuhan dann hewan  di Indonesia bagian barat sebagai daerah orientalis dengan daerah sebelah timur yang disebut Indo Australia. Sedangkan Max Wilhelm Carl Weber, menggunakan palung Kei sebagai batas pembedaan tumbuhan dan hewan, yang dikenal sebagai garis Weber. Webber mengatakan bahwa hewan yang berasal dari Asia  sama dengan hewan yang ada di Indonesia bagian barat, sedangkan yang dari Australia sama dengan Indonesia bagian timur.
  • Faktor proses penyebaran tumbuhan dan hewan terjadi dengan cara aktif dan pasif. Penyebaran yang aktif, terutama dilakukan oleh hewan, karena hewan dapat berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Sedangkan cara pasif, terutama dilakukan oleh tumbuhan, yang penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kekuatan eksogen, seperti angin, arus air, dan lain-lain.
3. Pembagian wilayah binatang
PEMBAGIAN WILAYAH UNTUK PENYEBARAN BINATANG
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Ilmu yang mempelajari persebaran fauna di muka bumi ini disebut Zoogeografi. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Jika tidak ada hambatan-hambatan, maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya.
Di samping itu, faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok seringkali mereka secara massal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu, pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas delapan wilayah yaitu Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropikal dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.
1. Wilayah Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput seperti zebra, antilop, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda Nil yang hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.
2. Wilayah Palearktik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Soviet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.
3. Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
4. Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon, lama (sejenis unta) di padang pasir atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.
5. Wilayah Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia Tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.
6. Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.
7. Wilayah Oceanik
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan wilayah Australian.
8. Wilayah Antartik
Seperti namanya, maka wilayahnya mencakup kawasan di Kutub Selatan. Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin, misalnya rusa kutub, burung pinguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.

PENUTUP

Kesimpulan
        Kehidupan di alam semesta ini dihuni oleh makhluk hidup yang bermacam-macam. Tidak semua makhluk hidup dapat beradaptasi di lingkungan yang sama (di dunia ini memiliki berbagai jenis lingkungan yang berbeda-beda). pembagian wilayah di bumi yang berkaitan dengan kehidupan tumbuhan dan hewan. Iklim, tumbuhan (vegetasi), dan hewan merupakan ekosistem skala besar yang disebut habitat atau bioma. Kondisi suatu bioma dipengaruhi oleh faktor abiotic dan biotik. Misalnya daerah pantai, faktor abiotiknya adalah pasir, lumpur, dan lain-lain, sedangkan faktor biotiknya adalah ikan, buaya, dan lain-lain.

Referennsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar