Geografi dalam kehidupan manusia
Latar Belakang
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di
muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan
organisme yang sudah punah.Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran
organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor
penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran
organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu,
faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran
organisme.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana penyebaran makhluk hidup?
2.
Bagaimana pembagian wilayah
berdasarkan iklim?
3.
Bagaimana pembagian wilayah untuk
penyebaran binatang?
PEMBAHASAN
1. Penyebaran makhluk hidup
Dalam
hal penyebaran makhluk hidup, pada masing-masing lapisan biosfer pun terdapat
perbedaan. Bagi kehidupan di darat penyebaran makhluk hidup dipengaruhi oleh
iklim, kesuburan tanah, bentuk permukaan bumi, ketersediaan air, dan lain-lain.
Sebagai contoh, manusia memiliki kecenderungan untuk menempati suatu daerah
yang memiliki kondisi alam yang menguntungkan baginya sehingga terjadilah
pengelompokan penduduk di daerah-daerah yang subur dengan persediaan air yang
cukup.
Bagi
kehidupan perairan, di laut misalnya lebih dipengaruhi oleh suhu, kadar
mineral, kedalaman, dan lain sebagainya. Kita akan mendapati bahwa daerah yang
kaya dengan jenis ikan terdapat pada lapisan atas hingga kedalaman tertentu
yang dapat dicapai sinar matahari. Hal ini terjadi karena adanya proses
fotosintesis yang menyediakan bahan makanan bagi kehidupan di dalamnya,
sedangkan pada dasar laut yang dalam proses fotosintesis sangat sedikit
terjadinya sehingga makhluk hidup yang ada pun memiliki bentuk yang khas.
Beruntunglah
kita sebagai bangsa Indonesia dengan kondisi alam yang subur dan iklim yang
memungkinkan segala kehidupan tumbuh dan berkembang. Keanekaragaman sumber daya
hayati Indonesia termasuk golongan yang tertinggi di dunia. Lebih dari 10% atau
25.000 jenis flora dan 220.000 jenis fauna dari seluruh dunia hidup di
Indonesia. Di samping itu terdapat pula jenis-jenis sumber daya hayati yang
hanya ada di Indonesia.
Beranekaragamnya
makhluk hidup beserta penyebarannya masingmasingsesungguhnya bersifat saling
melengkapi, membentuk suatu rangkaian ekosistem yang luas sehingga bila salah
satu unsurnya terganggu maka terganggulah keseluruhannya. Sifat gangguan
tersebut dapat berupa bencana alam dan berupa perusakan oleh manusia. Bencana
alam yang dapat merusak lingkungan antara lain banjir, letusan gunung api,
gempa, topan, kemarau, dan lain-lain. Pada kenyataannya kerusakan terbesar
sering datang dari ulah manusia, baik disadari maupun tak di sadari seperti
perusakan hutan, terusirnya suatu kelompok hewan karena tempatnya semula dihuni
manusia, dan lain sebagainya sehingga karena ulah manusia pula timbul bencana
alam yang pada akhirnya hanya mendatangkan kerugian bagi manusia sendiri. Kita
sebagai manusia yang memiliki kelebihan dari makhluk hidup yang lain wajib ikut
menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup kita sendiri.
2. Pembagian wilayah berdasarkan
iklim
Berdasarkan
iklimnya, suatu daerah/wilayah di bumi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu
:
1. Daerah Tropis.
Daerah
tropis terletak di sepanjuang khatulistiwa antara 23,5 derajat Lintang Utara
(LU) dan 23,5 derajat Lintang Selatan (LS), beriklim panas. Ciri-ciri daerah
tropis, antara lain adalah :
- Matahari bersinar sepanjang
tahun.
- Perubahan suhu sangat kecil
(amplitudonya kecil).
- Curah hujan tinggi, merata
sepanjang tahun antara 200 - 225 cm per tahun.
- Pohon-pohonnya besar dan
tinggi, bisa mencapai 20 - 40 meter dan membentuk kanopi.
- Tanah di bawahnya hampir tidak
terkena sinar matahari, yang menyebabkan tanaman merambat atau menjalar ke
atas.
- Tanaman perdu masih bisa hidup
dalam kanopi tanaman besar, sehingga terciptalah tingkatan kehidupan.
Di
pedalaman daerah tropis terdapat beberapa padang/gurun pasir yang kondisinya
berbeda jauh dengan lingkungan hutan tropis. Ciri-ciri daerah padang/gurun
pasir adalah :
- Perubahan suhunya sangat besar,
padasiang hari suhu bisa mencapai 50 derajat Celciusi, sebaliknya
pada malam hari suhu dapat mencapai 0 derajat Celcius.
- Curah hujan sangat rendah,
sekitar 25 cm per tahun.
- Kelembaban udara sangat rendah,
sedangkan penguapan ai (evaporasi sangat tinggi, sehingga mengakibatkan
tanah nya menjadi tandus.
2. Daerah Subtropis.
Daerah
subtropis terletak di daerah antara 23,5 derajat - 66,5 derajat Lintang Utara
(LU) dan 23,5 derajat - 66,5 derajat Lintang Selatan (LS). Beriklim sedang. Di
daerah subtropis mengalami 4 musim, yaitu :
- Musim panas (summer).
- Musim gugur (autumn).
- Musim dingin (winter).
- Musim semi (spring).
Bioma daerah subtropis mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
- Curah hujan sepanjang tahun
antara 75 - 100 cm per tahun.
- Memiliki 4 musim.
- Hutannya merupakan luruh.
Gugurnya daun pohonan hutan merupakan persiapan akan datangnya musim
dingin, dan bersemi kembali setelah musim dingin selesai.
- Adanya salju saat musim dingin.
- Jumlah spesies tumbuhan lebih
sedikit dibandingkan daerah tropis, pepohonan tinggi, jarak antar pohon
satu dengan yang lain tidak rapat, sehingga tidak ada tanaman perdu di
bawahnya.
Di
daerah tengah benua terdapat padang rumput, karena curah hujannya sedikit, maka
sulit bagi pohon untuk hidup dengan baik.
3. Daerah Kutub.
Daerah
kutub terletak antara 66,5 derajat - 90 derajat Lintang Utara (LU) dan 66,5
derajat - 90 derajat Lintang Selatan (LS). Pada musim panas, matahari bersinar
lebih dari 12 jam sehari, sehingga malam menjadi lebih singkat, sebaliknya pada
musim dingin matahari bersinar kurang dari 12 jam, sehingga malam menjadi lebih
lama. Bioma yang khas di daerah beriklim dingin adalah hutan taiga yang
pohonnya terdiri dari satu jenis spesies (hutan homogen). Ciri-ciri
ekosistem daerah kutub adalah :
- Perbedaan suhu dalam musim
panas dan musim dingin sangat mencolok.
- Pertumbuhan tanaman terjadi
pada musim panas antara 3 - 6 bulan.
- Pohon khasnya konifer,
sedangkan hewan yang hidup di kawasan tiaga adalah moose, beruang hitam,
ajak, dan lain-lain.
- Burung-burung beremigrasi di
musim gugur - dingin.
Lebih
ke utara di belahan bumi utara terdapat tundra, lokasinya di sekitar kutub
sehingga iklimnya disebut juga iklim kutub. Ciri-cirinya adalah :
- Perbedaan siang dan malam pada
musim panas dan musim dingin sangat besar.
- Dalam musim panas,
tumbuh-tumbuhan membuat persediaan makanan untuk satu tahun. Tumbuhan
musim berbunga serempak, sehingga padang rumput dipenuhi oleh berbagai
jenis hewan.
- Hewan khasnya adalah rendeer,
musk oxen, dan beruang putih. Guna melindungi dirinya, hewan daerah kutub
akan merubah bulunya menjadi gelap pada waktu musim panas, dan berwarna
putih pada saat musim dingin.
2. Pembagian Daerah untuk Hewan
Berdasarkan perbedaan iklim di dunia, dunia di bagi atas 6 daerah
hewan atau fauna regions, yaitu :
- Daerah Oriental. Daerah oriental mencakup daerah Asia Selatan, Asia
Tenggara, Indonesia bagian barat, dan sebagian sebelah utara pegunungan
Himalaya. Jenis hewan yang ada di daerah oriental di antaranya adalah
gajah, harimau, kerbau, tapir, dan kera.
- Daerah Australia. Daerah Australia mencakup daerah Indonesia bagian
timur, Australia serta pulau-pulau sekelilingnya. Jenis hewan yang ada di
daerah Australia di antaranya adalah kangguru, kucing, koala, tupai
terbang, wombat, dan bandicot.
- Daerah Palaearctic. Daerah palaearctic mencakup daerah Asia Utara dan
Eropa. Jenis Hewan yang ada di daerah palaearctic di antaranya adalah
reideer, beruang, bison, kambing bertanduk besar, keledai liar, kucing
kutub, dan hedgehog.
- Daerah Ethiopian. Daerah ethiopian mencakup benua Afrika. Hewan yang ada
di daerah Ethiopian di antaranya adalah singa, gajah, jerapah, kuda nil,
dan gorila.
- Daerah Neotropical. Daerah neotropical mencakup Amerika Selatan. Hewan yang
ada di daerah neotropical di antaranya adalah monyet, binatang
pemakan semut, capybara, sloth, dan kinkojou.
- Daerah Neartic. Daerah neartic mencakup Amerika Utara. Hewan yang ada
di daerah neartic di antaranya adalah bison, kijang, caribau (sejenis
kijang), kucing gunung, dan muskhok.
Adanya
kesamaan hewan dari satu wilayah dengan wilayah lain, menunjukkan bahwa pada
mulanya dunia merupakan satu wilayah atau Pangaea. Karena adanya pergeseran
bumi, benua menjadi terpisah-pisah.
3. Faktor Penyebab Ketidakmerataan Hidup Tumbuhan dan Hewan.
Selain
dari pembagian daerah berdasarkan iklim, yaitu daerah tropis, daerah subtropis,
dan daerah
kutub, yang menyebabkan
ketidak-merataan hidup tumbuhan dan hewan, Junghun membagi
daerah iklim berdasarkan ketinggian daerah di atas permukaan air laut, yaitu :
- Daerah panas, dengan suhu rata-rata di atas 22 derajat Celcius,
mencakup daerah dengan ketinggian dari 0 meter sampai 700 meter di atas
permukaan laut. Vegetasi yang dapat tumbuh baik di antaranya adalah
kelapa, tebu, padi, dan jagung.
- Daerah sedang, dengan suhu antara 15 derajat - 22 derajat Celcius,
mencakup daerah dengan ketinggian antara 700 meter - 1.500 meter di atas
permukaan air laut. Vegetasi yang tumbuh dengan baik di antaranya adalah teh,
karet, kopi, dan sayur syuran.
- Daerah sejuk, dengan suhu antara 11 derajat - 15 derajat Celcius,
mencakup daerah dengan ketinggian antara 1.500 meter - 2.500 meter di atas
permukaan laut. Vegetasi yang tumbuh dengan baik di antaranya adalah
pinus, tanaman budi daya (hortikultura), dan kina.
- Daerah dingin, dengan suhu di bawah 11 derajat Celcius, mencakup
daerah dengan ketinggian di atas 2.500 meter di atas permukaan air laut.
Vegetasi yang tumbuh baik adalah lumut di daerah yang paling atas,
sedangkan di daerah yang bawah, vegetasi yang tumbuhhampir sama dengan
daerah iklim sejuk.
Dari
hal-hal tersebut di atas dapat dilihat, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
ketidakmerataan hidup tumbuhan dan hewan di bumi adalah :
- Faktor daerah, menurut iklim
terdapat hubungan yang erat antara iklim dengan kehidupan lingkungan hidup
tumbuhan dan hewan.
- Faktor lingkungan, kehidupan
dipengaruhi oleh unsur abiotik dan biotik.
- Faktor sejarah geografi, bumi
mengalami perubahan-perubahan karena kekuatan dari dalam (endogen) maupun
kekuatan dari luar (eksogen). Berdasarkan kondisi geografis, terutama di
Indonesia, Alfred Russel Wallace (1854 - 1862) membuat
garis batas untuk membedakan tumbuhan dan hewan antara daerah yang satu
dengan daerah yang lain. Garis batas tersebut dikenal dengan nama garis
Wallace. Garis Wallace membentang dari Selat Lombok,
Selat Makasar, dan Laut Sulu yang memisahkan tumbuhan dann hewan di
Indonesia bagian barat sebagai daerah orientalis dengan daerah sebelah
timur yang disebut Indo Australia. Sedangkan Max Wilhelm Carl
Weber, menggunakan palung Kei sebagai batas pembedaan tumbuhan dan
hewan, yang dikenal sebagai garis Weber. Webber mengatakan
bahwa hewan yang berasal dari Asia sama dengan hewan yang ada di
Indonesia bagian barat, sedangkan yang dari Australia sama dengan
Indonesia bagian timur.
- Faktor proses penyebaran
tumbuhan dan hewan terjadi dengan cara aktif dan pasif. Penyebaran yang
aktif, terutama dilakukan oleh hewan, karena hewan dapat berpindah dari
satu daerah ke daerah lain. Sedangkan cara pasif, terutama dilakukan oleh
tumbuhan, yang penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kekuatan eksogen,
seperti angin, arus air, dan lain-lain.
3. Pembagian wilayah binatang
PEMBAGIAN
WILAYAH UNTUK PENYEBARAN BINATANG
Persebaran
hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik
yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan
perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Ilmu yang mempelajari persebaran fauna
di muka bumi ini disebut Zoogeografi. Seperti diketahui setiap spesies hewan
mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Jika tidak
ada hambatan-hambatan, maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya
hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah atau
hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim
dingin atau kurang curah hujannya.
Di samping itu, faktor sejarah
geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah
tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat
pasif, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok seringkali mereka secara
massal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu, pola persebaran
fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah
juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred Russel
Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas delapan wilayah yaitu Ethiopian,
Palearktik, Oriental, Australian, Neotropikal dan Neartik, Oceanik dan
Antartik. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.
1. Wilayah Ethiopian
Wilayah
persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara,
Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah
Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput
seperti zebra, antilop, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan
serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda Nil yang
hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil
namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan
Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di
wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar,
dan anjing.
2. Wilayah Palearktik
Wilayah persebarannya sangat luas
meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Soviet, daerah dekat Kutub Utara
sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang,
Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi
lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun
kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi.
Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu
panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing
Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini
antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing,
dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.
3. Wilayah Nearktik
Wilayah
persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub
Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus
berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di
daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik
seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
4. Wilayah Neotropikal
Wilayah
persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar
Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan
beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan piranha dan belut listrik di
sungai Amazon, lama (sejenis unta) di padang pasir atacama (Peru), tapir, dan
kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna
vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti
beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya,
ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap
darah.
5. Wilayah Oriental
Fauna
di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian
Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa,
banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah,
beruang, antilop, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang
hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah,
badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah
menjadi satu daratan dengan Afrika.
6. Wilayah Australian
Wilayah
ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau
sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor
bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas
wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan
betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.
7. Wilayah Oceanik
Fauna
di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini
merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi
fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan wilayah
Australian.
8. Wilayah Antartik
Seperti
namanya, maka wilayahnya mencakup kawasan di Kutub Selatan. Jenis fauna yang
hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin, misalnya rusa
kutub, burung pinguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.
PENUTUP
Kesimpulan
Kehidupan di alam semesta ini dihuni oleh makhluk hidup yang
bermacam-macam. Tidak semua makhluk hidup dapat beradaptasi di lingkungan yang
sama (di dunia ini memiliki berbagai jenis lingkungan yang berbeda-beda).
pembagian wilayah di bumi yang berkaitan dengan kehidupan tumbuhan dan hewan.
Iklim, tumbuhan (vegetasi), dan hewan merupakan ekosistem skala besar yang
disebut habitat atau bioma. Kondisi suatu bioma dipengaruhi oleh faktor abiotic
dan biotik. Misalnya daerah pantai, faktor abiotiknya adalah pasir, lumpur, dan
lain-lain, sedangkan faktor biotiknya adalah ikan, buaya, dan lain-lain.
Referennsi