Senin, 22 Januari 2018

KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN



CAKE IN JAR

Related image

Saya dan kelompok saya mempresentasikan sebuah kreativitas sebagai salah satu bentuk dari tugas saya, kelompok saya terdiri dari saya sendiri Nur Adizah dan beberapa teman saya yaitu krsna, rikha, Rizka, wanda. kelompok Kami sepakat untuk membuat suatu jenis makanan/ camilan yang dengan mudah dibuat di rumah karena tidak memerlukan bahan - bahan yang sulit. untuk bahan dapat di cari sepeti di warung, dan bahanya juga bisa di kreasikan sesuai keinginan masing - masing . berikut beberapa yang perlu di siapkan untuk membuatnya.

Alat yang diperlukan :
  1. Sendok kecil
  2. Gelas/ Jar
  3. Plastik Whipped Cream
  4. Gunting
Bahan-bahan cake in jar :
  1. Whipped Cream
  2. Biskuit
  3. Bolu pandan, coklat, dan keju
  4. Oreo
  5. Vanila (penambah rasa)
Langkah membuat cake in jar:
  1. Siapkan semua alat dan bahan
  2. Hancurkan biskuit sampai hancur dan sampai halus dengan cara diremas atau di tumbuk, sesuai keinginan masing - masing mau halus atau tidak sesuai selera.
  3. Tutup bagian pertama dengan Whipped Cream sampai rata.
  4. Letakan toping yang kedua yaitu Bolu coklat, yang telah dihancurkan sebelumnya.
  5. Tutup bagian yang kedua dengan Whipped Cream sampai rata.
  6. tahap ketiga dan seterusnya sama Seperti sebelumnya toping yang sudah selesai diletakan, lalu ditutup dengan Whipped Cream dengan merata. Tahap ini di ulang sampai dengan tiga lapisan, karena ukuran cup/gelas yang kami gunakan cukup kecil.
  7. Ketika tahap terakhir sudah selesai, dibagian paling atas diberikan Oreo agar terlihat lebih cantik dan lebih menarik lagi.
  8. tambahkan bubuk vanila untuk penambah rasa.
  9. Simpan ke dalam kulkas, sajikan dalam keadaan dingin.
  10. Cup In Jar siap untuk dihidangkan

Kamis, 28 September 2017

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN

1.      Jelaskan tentang kreativitas dan keberbakatan
2.      Jelaskan mengenai hubungan antar keduanya
3.      Manfaat yang dapat diambil oleh mahasiswa
4.      Berikan dan jelaskan contoh kreativitas dan bakat masing-masing

Penjelasan: 
1.      Kreativitas dan Keberbakatan
a.       Kreativitas
Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk berfikir dan bertingkah laku. Seseorang yang memiliki kreativitas atau kemampuan berfikir yang tinggi akan mudah memecahkan masalah dan kesulitan yang dihadapinya. Oleh karena itu, kreativitas yang didefinisikan para ahli selalu berkaitan  dengan kemampuan berfikir dan bertingkah laku seseorang.

Kreativitas juga merupakan suatu proses yang digunakan seseorang untuk mengekspresikan sifat dasarnya melalui suatu bentuk atau medium sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa puas bagi dirinya, menghasilkan suatu produk yang mengkomunikasikan sesuatu tentang diri orang tersebut kepada orang lain. Menurut Munandar: (a) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada, (b) Kreativitas (berfikir kreatif atau berfikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, (c) secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengkolaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan). Sedangkan menurut Semiawan, kreativitas yang dimiliki manusia lahir bersamaan dengan lahirnya manusia itu, sejak lahir, manusia memperlihatkan kecenderungan mengaktualkan dirinya yang mencakup kemampuan berfikir. Jadi kreativitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tak mungkin dirumuskan secara tuntas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, kreativitas berarti sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan, yang dimiliki manusia sejak lahir.

b. Keberbakatan
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang, yang merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Columbus Group mendefinisikan bakat sebagai ‘asynchronous development’, yaitu kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan orang normal.

Renzuli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggung jawab. Menurut tedjasaputra, MS (2003) bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Sedangkan menurut Galton (2002), keberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja. Menurut Clark (1986), keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.

Jadi keberbakatan adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang, merupakan bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh kecerdasan, kreativitas, dan tanggung jawab. Bakat juga ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan.

Ciri-ciri anak berbakat
Anak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi. Anak berbakat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk membantu mereka mencapai prestasi sesuai dengan bakat-bakat mereka yang unggul. Bakat” (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Berbeda dengan bakat, “kemampuan” merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan (performance) dapat dilakukan sekarang. Sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Bakat dan kemampuan menentukan “prestasi” seseorang. Jadi prestasi itulah yang merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan.
Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh anak berbakat menurut Martinson (1974) antara lain :
1.      Gemar membaca pada usia lebih muda
2.      Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3.      Memiliki perbendaharaan kata yang luas
4.      Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
5.      Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah “dewasa”
6.      Mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri
7.      Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal
8.      Memberi jawaban-jawaban yang baik
9.      Dapat memberikan banyak gagasan
10.  Luwes dalam berpikir
11.  Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
12.  Mempunyai pengamatan yang tajam
13.  Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminat
14.  Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri
15.  Senang mencoba hal-hal baru
16.  Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi


2.      Hubungan Pengertian Keberbakatan Dengan Kreativitas

Konsep kreativitas keberbakatan merupakan integrasi antara konsep Renzuli tentang keberbakatan dan konsep Clark tentang kreativitas yang bertumpu pada teori psikodinamis dari Jung. Kedua pengertian tersebut mewujudkan konsep kreativitas keberbakatan. Berbagai penelitian telah menunjukkan berbagai kriteria tentang kreativitas maupun keberbakatan, namun seperti tadi dikatakan tidak ada satu kriteria tunggal menunjukkan konsep kreativitas maupun konsep kreativitas secara lengkap.
Konsep kreativitas Clark mengacu pada konsep kreativitas dinamis. Secara jelas Clark menunjukan pada 4 fungsi dasar psikologi Jung yang mencakup fungsi berfikir, fungsi emosi, fungsi psikotalen, dan fungsi intituitif. Fungsi dasar Jung menunjukkan pada kehidupan tak sadar yang jelas memainkan peran yang penting dalam perkembangan perilaku manusia.
Apabila terjadi optimalisasi, maka terwujudlah kretivitas keberbakatan, bagi renzuli kreativitas inilah yang merupakan salah satu dimensi pada perkembangan manusia yang berbakat yaitu: intelegensi di atas rata rata, secara konsisten pada tugas dan kreativitas itu sendiri (Renzulli 1985). Semiawan (2007) berpendapat bahwa anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan yang berbeda beda dan yang terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan. Berbagai kemampuan yang teraktualisasikan beranjak dari berfungsinya otak kita. Berfungsinya otak kita adalah hasil interaksi dari faktor genetis dan adanya stimulasi lingkungan. Manusia sejak lahir diberikan potensi kemampuan otak yang luar biasa jika mendapatkan stimulasi yang tepat akan akan menjadikan anak yang cerdas.
Jensen (2008) mengemukakan bahwa otak dewasa manusia tidak lebih dari 1,5 kg, namun otak tersebut adalah pusat berpikir, perilaku serta emosi manusia yang mencerminkan seluruh jiwa, kebudayaan, bahasa dan ingatan. Descrates pernah mengutarakan bahwa bahwa otak merupakan pusat kesadran orang ibarat sopirnya, sedangkan manusia adalah mobilnya. Mobil akan bergerak tergantung pada sopirnya, apakah sopirnya bisa mengendarainya atau tidak dibawa kencang atau lamban dan seterusnya.
Kesadaran orang juga bisa ditentukan oleh struktur otak bakat merupakan kemampuan menghasilkan ide-ide baru dengan menyatukan elemen-elemen yang ada dan bakat untuk mengembangkan makna-makna baru yang berartibagi masyarakat. Karakteristik siswa kreatif dan produktif mencakup keterbukaan terhadap pengalaman, menetapkan standar personal untuk evaluasi, kemampuan memainkan ide-ide, keinginan untuk menghadapi resiko, kesukaan terhadap kompleksitas, toleran terhadap ambiguitas, image diri yang positif, dan kemampuan menyatu dengan tugas. Siswa kreatif dan produktif diiedntifikasi melalu penggunaan tes seperti Torrance Test of Creative Thinking atau melalui penampilan kreatif.
Dalam berbagai literatur ilmu keberbakatan ilmiah, jarang ditemukan adanya pembahasan tentang intelegensi majemuk yang diajukan oleh Howard Gardner. Pembahasan intelegensia milik Howard Gardner sering menggiring kita kedalam pengertian bahwa anak mempunyai bakat yang sama serta mempunyai kemungkinan yang sama dalam pengembangan intelegensi majemuk.
Bertentangan dengan pendapat Gardner, Monks guru besar psikologi ahli anak berbakat menjelaskan bahwa keberbakatan adalah suatu potensi bawaan yang memerlukan pembinaan guna mencapai prestasi sesuai dengan potensinya, dapat merupakan kombinasi dari beberapa bidang dibawah ini, yaitu:
·         Bidang kognitif atau prestasi intelektual
·         Bidang kreativitas
·         Bidang artistik
·         Bidang sosial

Faktor kreativitas itu sendiri, selalu disebut sebagai faktor yang penting dalam pengembangan potensi keberbakatan. Namun, Renzuli sendiri menjelaskan bahwa kreativitas atau produksi kreatif juga secara definif tidak tergantung pada psikometrik (tes IQ). Tetapi kreativitas adalah suatu kemampuan berpikir yang orisinal, yang sangat fleksibel penuh dengan temuan baru dalam melakukan pemecahan masalah. Begitu pula dengan kemandirian dan keingintahuan dalam rangka melihat dan memecahkan berbagai masalah, kesemuanya akan berkaitan dengan kreativitas.
Karena itu kreativitas adalah suatu kemampuan yang sangat unik, suatu kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah secara serentak/ simultan atau divergen, bertentangan dengan kemampuan berpikir konvensional, yaitu secara sekuensial atau konvergen. Dengan kata lain, kreativitas adalah suatu kemampuan untuk mengesampingkan kemampuan dan prosedur. Sehingga sering terjadi anak berbakat ini saat dilakukan pengukuran atau tes intelegensia justru mendapatkan skor yang tidak terduga, yang bisa saja ia justru mendapatkan nilai jelek.

3.      Manfaaat yang dapat diambil oleh mahasiswa
Mengetahui lebih dalam tentang konsep kreativitas dan keberbakatan, sehingga mahasiswa dapat memahami bagaimana cara mengidentifikasi bakat dan juga kreatifitas. Selain itu mahasiswa juga dapat dengan mudah mengidentifikasi bakat sesuai bidangnya.

4.      Contoh Kreativitas dan Bakat
a.       Contoh kreativitas:
-          Membuat tas yang terbuat dari bungkus kopi
-          Membuat pajangan yang terbuat dari daur ulang botol kaca bekas
-          Mendaur ulang kain bekas menjadi bros, kotak pensil, dll.

b.      Contoh bakat
Kecerdasan intelektual diatas rata-rata dalam berbagai bidang, contohnya:
Matematika, fisika, musik, bahasa, iptek, dan sebagainya.

Sumber:

Minggu, 30 Oktober 2016

2pa07 psikologi internet dlm lingkup interpersonal 3


Computer Supported Cooperative Work (Tulisan)
A.        Computer Supported Cooperative Work (CSPW) 
                Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka. . Pada kesempatan yang sama pada tahun 1987, Dr. Charles Findley mempresentasikan konsep collaborative learning-work. Menurut , CSCW mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung teknologi komputer. Beberapa orang menyamakan CSCW dengan groupware, namun yang lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada wujud nyata dari sistem berbasis komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi mengenai kakas dan teknik dari groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek yang timbul baik secara psikologi maupun sosial. Definisi yang diajukan mempertegas perbedaan di antara dua konsep iniCSCW adalah sebuah istilah generik, yang menggabungkan pengertian bagaimana orang bekerja dalam sebuah kelompok dengan teknologi pendukung berupa jaringan komputerPerangkat kerasPerangkat lunak terkait, layanan, dan teknik.
                              CSCW Matrix adalah Salah satu bentuk umum konseptualisasi sistem
CSCW adalah dengan mengamati konteks dari penggunaan sistem tersebut Contohnya adalah matriks CSCW, yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1988 oleh Johansenjuga muncul pada. Matriks dimaksud membagi konteks sebuah "work" ke dalam dua dimensi yakni  waktu dan lokasi. Dimensi waktu dibagi menjadi kolaborasi yang  dilakukan pada waktu yang bersamaan (sinkron) atau berbeda (asinkron).  Dimensi lokasi dibagi menjadi kolaborasi yang dilakukan pada tempat  yang sama, atau tempat yang terdistribusi.

Contoh yang digunakan pada CSCW adalah :
·                    Kaloborasi para Ilmuwan yang bekerja sama pada suatu proyek 
·                   Pengarang mengedit suatu dokumen bersama-sama 
·                   Programmer suatu sistem secara bersamaan 
·                   Bekerja sama sebagai sharing atas suatu video bersama yang conferencing aplikasi 
·                   Para pembeli dan para penjual melakukan transaksi secara eBay 

CSCW seringkali diasumsikan sebagai aspek yang dihasilkan dari sebuah groupware. CSCW lebih berorientasi kepada evaluasi terhadap hal-hal yang terjadi dalam proses interaksi antar manusia dalam sekelompok pengguna. Interaksi tersebut antara lain:
a) komunikasi yang normal antar manusia 
*  Komunikasi face-to-face 
*  Percakapan 

b) komunikasi berbasis tek
Komunikasi Face To Face 
  Pada komunikasi face to face Tidak hanya meliputi bicara dan
  pendengaran, tapi juga menggunakan bahasa tubuh dan tatapan 
  mata.
         • Personal Space 
         • Kontak dan tatapan mata 
                                                  • Gerak isyarat dan bahasa tubuh 
                                                  • Back channel 
                                                  • Turn-taking
 
         Percakapan 
Terdapat dua prinsip ucapan antara lain: 
•  relevan artinya bahwa suatu ucapan harus sesuai dengan topik tertentu   
 •  helpful artinya suatu ucapan harus dapat   dimengerti oleh pendengar dan tidak ada 
    ambigu dari pemahaman pendengar 



Komunikasi Berbasis Teks 
Ada 4 tipe komunikasi tekstual dalam groupware: 
Discrete; pesan langsung seperti dalam email 
Linear; pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal 
Non-linear; saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext 
Spatial; dimana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi 

Kerja Kelompok 
  Perilaku kelompok lebih kompleks terutama apabila kita  memperhatikan
hubungan sosial yang dinamis selama bekerja dalam kelompok. 
  • Dinamika kelompok 
  • Layout Fisik 
  • Kognisi Terdistribus


Daftar Pustaka

Nama
NPM
Jobdesk
URL
Agustin Tiara Yuti
10515313
Mencari materi Computer Supported Cooperative Work (CSWC)
Ida Bagus Krsna
13515226
Menambahkan gambar pada materi Computer Supported Cooperative Work (CSWC)
Nur Adizah
15515161 
Mencari materi Computer Supported Cooperative Work (CSWC)

Sarah Sabrina
16515401
Mencari materi Computer Supported Cooperative Work (CSWC)

Stella Natalia Hersty
17515631
Mencari materi Computer Supported Cooperative Work (CSWC)

Tiara Utami
16515892
Mencari materi Computer Supported Cooperative Work (CSWC)