BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan
interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan
sikap ilmiah. Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai
dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya
cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak
proses yang penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu
yang merupakan kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia
Fisika, Biokimia, Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang
tersebut sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari
sudut pandang tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni
sasaran yang diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta
yang meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi.
B.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana Perkembangan dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Alam ?
b.
Bagaimana Pengaruh Ilmu Pengetahuan
Alam?
c.
Bagaimana Peranan Ilmu
Pengetahuan Alam?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
Sejak
dilahirkan di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan
dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia
melalui pancaindra merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang
membuahkan pengalaman.
Manusia
sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa
yang terjadi disekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Hal
ini mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala gejala alam, baik
alam besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos) serta
memecahkan masalah yang dihadapi.
BAB
II
Kajian
Teori
A.
Tentang Alam Semesta Dan Isinya Baik Mikrokosmos Maupun Makrokosmos
a.
Alam semesta
Pengertian alam semesta
mencakup mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat kecil. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda
yang mempunyai ukuran yang sangat besar.
b. Mengenal Alam Semesta Dan Isi Alam Semesta
1. Mengenal Alam Semesta
·
Mikrokosmos
Mikroskop yang mempunyai perbesaran seribu kali dapat dipergunakan untuk
mengamati Euglena. Euglena ialah organisme bersel tunggal dan dapat diambil
sebagai contoh dari prilaku sel dan sebagai suatu kesatuan. Dari organisme ini
ternyata dapat diterapkan pada organisme tinggkat tinggi seperti manusia,
sehingga proses kehidupan dapat dipelajari. Mempelajari mikrokosmos benar-benar
menakjubkan karena dalam ukuran yang sangat kecil. Kenyataan awal
kehidupan yang di pelajari pada mikrokosmos sama menariknya dalam dunia
makrokosmos yang berukuran sangat besar sebagai awal perkenalan untuk
alam semesta.
·
Makrokosmos
Setelah Galilie (1564-1642) menemukan teleskop, makin banyak benda langit
ditemukan. Teleskop refraktor yang di temukannya mampu menjadikan mata manusia
lebih tajam dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata
telanjang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lima abad yang lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit yang terbebas dari selubung
mitologi.
Keindahan benda langit sangat
menarik perhatian, sehingga banyak teori yang telah dikemukakan oleh para
ilmuwan mengenai cara terbentuknya tata surya. Pada awal abad 20 salah satu
teori menyatakan bahwa planet-planet terbentuk dari sebagian bahan matahari
yang terlempar keluar yang disebabkan oleh adanya bintang lain yang bergerak
mendekati matahari. Akibatnya terjadi gaya tarik antara matahari dengan
bintang-bintang. Dari gaya tarik-menarik inilah yang menyebabkan sebagian bahan
matahari terlempar keluar, dan membentuk planet.
2. Umur Alam Semesta
Ahli fisika menyakini bahwa jagad raya atau alam semesta ini berawal dari
unsure nitrogen, sedangkan unsure-unsur lainnya merupakan sintesis yang terjadi
di bagian dalam planet, awal sintesis bumi diperkirakan 15 milyard tahun yang
lalu.
c. Isi Alam Semesta
·
Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
Matahari adalah sebuah bintang yang menjadi pusat tata surya kita. Matahari
tergolong bintang karena memancarkan cahayanya sendiri. Matahari dikelilingi
oleh planet-planet karena gravitasi(gaya tarik) matahari sangat besar, matahari
merupakan bola gas yang bercahaya. Suhu pada permukaannya lebih kurang 6.000˚C,
sedangkan pada bagian dalamnya lebih panas lagi, yaitu kira-kira 15 juta˚C.
diameternya kira-kira 109 kali diameter bumi, dan letaknya lebih kurang 150
juta km dari bumi kita . matahari merupakan benda langit yang memancarkan
cahaya sendiri. Oleh karena itu, matahari disebut juga sumber cahaya atau
bintang.
·
Planet-planet
Perbedaan planet dan bintang adalah bintang mempunyai cahaya sendiri
sedangkan planet tidak mempunyai cahaya sendiri. Planet adalah benda langit
yang tidak mempunyai cahaya sendiri dan planet hanya memantulkan cahaya dari
bintang. Apabila diamati planet-planet tidak berkedip-kedip, sedangkan bintang
selalu berkedip-kedip.
·
Satelit
Satelit adalah benda langit
yang mengiringi planet-planet selama planet mengelilingi matahari. Satelit
bergerak (beredar) mengelilingi planetnya masing-masing. Oleh karena itu,
satelit disebut juga pengiring planet. Ada dua jenis satelit, yaitu satelit
alam dan satelit buatan. Satelit alam adalah satelit yang secara alami sudah
ada mengiringi berbagai planet dan bukan di ciptakan ataupun di ciptakan oleh
manusia. Sedangkan satelit buatan adalah satelit yang sengaja dibuat oleh
manusia dan diluncurkan ke angkasa untuk tujuan tertentu dengan menggunakan roket.
Satelit buatan adalah satelit yang biasanya digunakan untuk tujuan-tujuan
tertentu dan dibuat oleh manusia.
·
Meteorid
Meteorid adalah benda yang melayang-layang di angkasa luar. Benda ini
tersusun dari batuan kecil yang sangat banyak. Meteorid yang terlalu dekat
dengan bumi dapat terpengaruh gaya tarik bumi dan masuk ke atmosfer bumi. Saat
memasuki atmosfer bumi, meteorid akan bergesekan dengan udara sehingga
menimbulkan bunga api. Meteorid yang berpijar bergerak cepat dan tampak sebagai
bintang jatuh atau bintang beralih atau yang disebut meteor.
·
Komet
Komet adalah badan tata surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa
kilometer, dan terbuat dari es volatile. Menurut buku lain komet adalah benda
langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar atau orbit yang berbentuk
sangat lonjong dan menyerupai bintang. Komet memiliki cahaya sendiri dan juga
memantulkan cahaya matahari. Oleh sebab itu, komet tampak berpijar dan memiliki
ekor cahaya. Sehingga komet juga disebut bintang berekor.
Saat sebuah komet memasuki tata surya bagian dalam, kedekatan jaraknya dari
matahari menyebabkan permukaan esnya bersublimentasi dan berionisasi, yang
menghasilkan koma,ekor gas, dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan
mata telanjang. Dan saat mendekati matahari, komet mendapatkan dorongan angin
matahari sehingga ekornya yang berpijar berada di belakangnya. Komet terdiri
dari kumpulan debu dan gas yang dapat membeku jika jauh dari matahari. Ekor
komet selalu mendekati matahari. Pada saat komet bergerak mendekati matahari,
ekornya berada dibelakang. Sedangkan pada saat komet bergerak menjahui
matahari, ekornya berada di depan. Panjang ekor komet mencapai jutaan
kilometer. Semakin mendekati matahari maka semakin panjang juga ekor komet.
·
Asteroid atau
Planetoid
Asteroid atau Planetoid ialah benda-benda langit berukuran kecil yang
mengelilingi matahari pada lintasan tertentu. Asteroid secara umum adalah objek
tata surya yang terdiri atas batuan dan mineral logam beku. Gradasi ukuran
asteroid adalah ratusan kilometer sampai mikroskopis pada semua asteroid
kecuali ceres yang terbesar. Bentuk sisinya tidak beraturan sehingga orang
mengatakan bahwa asteroid adalah pecahan-pecahan sebuah benda langit.
Bentuk lintasanya menyerupai lingkaran dan kebanyakan berada di sabuk
asteroid yang berada di antara orbit Mars dan Yupiter, yang terdapat kumpulan
batuan metal,dan mineral. Kebanyakan asteroid ini hanya berdiameter beberapa
kilometer , dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Sabuk asteroid
utama terletak di antara orbit mars dan yupiter, berjarak antara 2,3 dan 3,3 SA
dari matahari. Asteroid terbesar yang telah ditemukan ialah ceres dengan
diameter 770 km.
B. Teori
Tentang Terjadinya Alam Semesta
a. Teori Steady State
Teori ini berpendapat bahwa materi
yang hilang melalui resesi galaksi-galaksi, karena pengembungan alam yang
berlangsung terus menerus digantikan oleh materi yang baru saja tercipta
sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam keadaan tidak berubah
(stady state), artinya bahwa materi secara terus menerus tercipta diseluruh
alam semesta.. Teori ini sama sekali tidak menyebut peristiwa awal yang
bersifat khusus pada waktu atau ruang. Tidak ada awal maupun akhir karena
materi diperbarui secara terus menerus di satu tempat sementara di tempat lain
dihancurkan.
b. Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya.
Satu siklus mengalami satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus
diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi
terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini
diakibatkan oleh adanya reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentuk
unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan
bintang-bintang yang telah terbentuk meredup dan unsure-unsur yang telah
terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
Disebut juga Oscillating Theory (teori mengembang dan memampat).
c. Teori Big –Bang
Keberadaan awal pada peristiwa besar ini melengkapi
ketidaktahuan manusia tentang awal mula alam semesta dan merupakan bahan dari
spekulasi sesungguhnya yang mempunyai dasar kuat. Teori ini mengasumsikan
sekitar 15 milyar tahun lalu dimulai dari ledakan yang dahyat dan dilanjutkan
dengan pengambangan alam semesta. Point penting 9 dari semua peristiwa ini
adalah waktu, materi, energi dan ruang merupakan satu keterpaduan. Kejadian ini
bukan ledakan biasa tetapi cukup memenuhi semua peristiwa dari ruang dengan
semua partikel yang menjadi embrio alam semesta yang mendesak keluar dari
masing-masing yang lain.
Telah dijelaskan sebelumnya Big bang adalah teori ilmu
pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta.
Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat
dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan
galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta
akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa
lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh
lebih tinggi.
Teori Big-Bang juga dikenal teori Super Dense, menyatakan
bahwa jika alam semesta mengembang pada skala tertentu, maka ketika kita pergi
kembali ke dalam waktu, kelompok-kelompok galaksi akan semakin mendekat dan
tentu akan sampai pada suatu saat di mana semua materi, energi dan waktu yang
membentuk alam semeseta terkonsentrasi pada suatu tempat dalam bentuk gumpalan
yang sangat padat ( super dense agglomeration). Dengan bekerja mundur , dari
peringkat resesi galaksi-galaksi yang teramati, ditemukan bahwa galaksi-galaksi
itu diduga telah berada berdekatan satu sama lain sekitar 12 milyar tahun yang
lalu. Dipostulasikan bahwa saat ini ledakan hebat menyebabkan alam semesta
mengembang 1030 kali atau lebih dari ukuran aslinya, sebagai akibatnya gumpalan
yang sangat padat dari materi dan energi berserakan menjadi banyak bagian yang
semuanya berjalan dengan kecepatan berbeda-beda ke arah berbeda-beda pula.
Hasil dari ledakan ini berkondensasi membentuk benda-benda langit seperti yang
ada sekarang. Pengembangan alam alam yang teramati ini merupakan kelanjutan
dari proses ini. Teori berkonsentrasi pada peristiwa spesifik sebagai „awal‟ alam semesta dan menampilkan suatu evolusi progresif sejak
titik itu hingga sekarang. Selama satu abad terakhir, serangkaian percobaan,
pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi
mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam semesta memiliki permulaan.
Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan yang
terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa, karena alam semesta
mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam semesta ini
tentulah memulai
pengembangannya dari sebuah titik tunggal. Sungguh, kesimpulan yang telah
dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari ledakan
titik tunggal ini. Ledakan ini disebut Dentuman Besar atau Big-bang.
C. Anggota Sistem Tata Surya Seperti Bintang,
Matahari, Planet, Asteroid,
Komet,
Dan Meteor
a. Matahari
Anggota
tata surya yang pertama yakni Matahari, adalah sebuah bintang yang berada di
antara sekitar 100.000.000.000 bintang lain dalam galaksi Bima Sakti.
Massa Matahari merupakan bola gas pijar, terdiri atas Hidrogen (H) (sekitar 80%), Helium (He) (19%), dan sisanya merupakan gabungan unsur-unsur Oksigen (O2), Magnesium (Mg), Nitrogen (N), Silikon (Si), Karbon (C), Belerang (S), Besi (Fe), Natrium (Na),
Kalsium (Ca), Nikel (Ni), dan beberapa unsur mikro
lainnya yang persentasenya kecil. Suhu di permukaan Matahari diperkirakan
sekitar 5.000°C – 6.000°C, sedangkan pada bagian intinya mencapai 14.000.000°C.
Suhu Matahari yang sangat tinggi ini berasal dari reaksi nuklir maha dahsyat
yang mengubah inti Hidrogen menjadi Helium. Suhu di permukaan Matahari ini
cukup untuk memanasi dan mem berikan kehidupan makhluk di Bumi yang jaraknya
sekitar 150 juta kilometer. Menurut
pengamatan para ahli astronomi, diameter (garis tengah) Matahari diperkirakan
sekitar 1.400.000 km atau lebih dari 100 kali ukuran bola Bumi.
Seperti
halnya Bumi dan planet-planet lainnya, matahari memiliki berbagai
lapisan.
Matahari tersusun atas beberapa bagian, yaitu sebagai berikut :
·
Inti
Memiliki tekanan
200 miliar kali tekanan permukaan bumi membuat ion hidrogen berfungsi menjadi
helium.
·
Zona radiasi
Merupakan zona
pantulan energi yang berasal dari inti sebelum muncul ke permukaan.
·
Zona konveksi
Energi dari zona
radiasi memasuki lapisan gas yang lebih dingin di zona konveksi. Gas yang panas
naik ke permukaan, kemudian menurun dan jatuh kembali menjadi arus konveksi
yang bergolak.
·
Fotosfer
Sebagian sinar Matahari yang terlihat berasal dari fotosfer
yang tebalnya sekitar 300–400 km.
·
Kromosfer
Lapisan
bawah atmosfer berisi gas menyala seperti kawah pijar.
·
Prominensa
Letusan besar dari korona (lidah api) yang meluas ke luar
puluhan ribu kilometer, mempunyai hubungan yang sama dengan gangguan pada
magnetik Matahari
b. Planet Dan Satelit Alam
Pada awalnya
dalam sistem tata surya (solar system)
terdapat sembilan planet. Namun, sejak diselenggarakannya pertemuan International Astronomical Union (IAU) ke-26
di Praha, Republik Ceko, pada 24 Agustus 2006 disepakati bahwa terdapat delapan
planet dalam sistem tata surya. Delapan planet tersebut beredar mengelilingi
Matahari dengan periode revolusi yang berbeda. Kedelapan planet tata surya
tersebut yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus. Pluto yang sebelumnya masuk ke dalam gugusan planet dalam tata surya
hanya disetarakan dengan objek-objek kecil tata surya dengan garis orbit yang
sudah pasti. Pusat Planet Minor (MPC) telah mendaftarkan bekas planet
kesembilan itu sebagai asteroid ke-134340.
·
Merkurius
Merkurius
merupakan planet terdekat ke Matahari, rata-rata jaraknya yaitu sekitar
58.000.000 kilometer. Dilihat dari ukurannya, Merkurius merupakan planet
terkecil. Diameternya diperkirakan sekitar 4.862 kilometer. Periode rotasi
Merkurius menghabiskan waktu 59 hari, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk
satu kali revolusi mengelilingi Matahari adalah 88 hari. Atmosfer planet ini
sangat tipis, tersusun dari gas Helium.
·
Venus
Planet kedua dengan jarak terdekat ke Matahari adalah Venus,
dengan rata-rata jarak ke Matahari sekitar 108.000.000 kilometer. Dilihat dari
diameternya, ukuran Venus hampir sama dengan Bumi yaitu sekitar 12.190
kilometer. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali rotasi adalah 243 hari,
sedangkan periode revolusi Venus mengedari Matahari lebih singkat, yaitu 225
hari. Hal yang cukup menarik dari Venus adalah arah gerak rotasinya yang
berlawanan dengan planet-planet lain. Sebagaimana kita ketahui bahwa hampir
semua planet dalam tata surya berotasi berlawanan dengan arah jarum jam, tetapi
Venus dan Uranus berotasi searah jarum jam. Suhu permukaan Venus sangat tinggi,
yaitu mencapai 480°C dengan tekanan udara 100 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan di permukaan Bumi. Suhu yang tinggi ini diakibatkan oleh
atmosfer Venus yang terdiri atas gas karbon
dioksida (CO2). Zat tersebut berperan sebagai gas rumah kaca yang
berfungsi menahan energi panas yang dipancarkan Matahari.
·
Bumi
Bumi
dengan rata-rata panjang diameter 12.725 kilometer merupakan satu-satunya
planet dalam tata surya yang ditempati oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Hal ini sangat berkaitan dengan persyaratan hidup bagi organisme, seperti
ketersediaan air, oksigen, dan sumber bahan makanan. Jarak rata-rata dari Bumi
ke Matahari sekitar 149.600.000 kilometer. Periode rotasi Bumi adalah 23 jam 56
menit (satu hari), sedangkan periode revolusi Bumi mengelilingi Matahari
memakan waktu 365¼ hari (satu tahun). Atmosfer Bumi tersusun oleh dua gas utama,
yaitu Nitrogen dan Oksigen, di samping gas-gas lain
dalam jumlah yang relatif kecil. Bumi memiliki satu satelit alam, yaitu Bulan.
·
Mars
Mars
dikenal dengan sebutan planet merah.
Wilayahnya terdiri atas perbukitan, gunung, lembah, dan kawah yang gersang.
Rata-rata jarak dari Mars ke Matahari adalah sekitar 228.000.000 kilometer.
Periode rotasi planet merah ini hampir sama dengan Bumi yaitu 24,6 jam,
sedangkan periode revolusi memakan waktu sekitar 1,9 tahun. Atmosfer Mars
tersusun oleh gas karbon dioksida (CO2).
Planet ini memiliki dua satelit alam, yaitu Deimos dan Fobos.
·
Yupiter
Planet
terbesar dalam sistem tata surya kita adalah Yupiter, dengan panjang diameter
142.860 kilometer. Rata-rata jarak Jupiter ke Matahari adalah 779.000.000
kilometer. Sebagian besar massa planet raksasa ini terdiri atas gas Hidrogen, Helium, Metan (CH4),
dan Amoniak (NH3). Hal ini
menyebabkan kepadatan Yupiter sangat rendah, yaitu hanya sekitar ½ kali
kepadatan Bumi. Periode rotasi Yupiter memerlukan waktu paling singkat
dibandingkan dengan planet-planet lain, yaitu sekitar 9,8 jam. Adapun waktu
revolusinya memakan waktu sekitar 11,9 tahun. Hal yang cukup menarik dari
keberadaan planet Yupiter adalah adanya bercak merah di sekitar ekuator planet
ini, yang berdasarkan perhitungan para ahli astronomi memiliki ukuran sekitar
50.000 kilometer. Lokasi bercak ini senantiasa berubah-ubah. Berdasarkan hasil
pengamatan, ternyata bercak tersebut merupakan badai topan yang sangat hebat di
atas atmosfer Yupiter dengan kecepatan putaran sangat tinggi. Yupiter memiliki
16 satelit. Beberapa di antaranya adalah Io, Europa, dan Callisto. Planet
terbesar dalam sistem tata surya.
·
Saturnus
Planet
kedua terbesar setelah Yupiter adalah Saturnus, dengan diameter sekitar 120.000
kilometer. Rata-rata jarak antara Saturnus ke Matahari adalah 1.428.000.000
kilometer. Saturnus merupakan planet terindah dengan ribuan cincin mengelilingi
tubuhnya. Waktu yang dibutuhkan Saturnus dalam melakukan satu kali rotasi
adalah sekitar 10,6 jam, sedang kan periode revolusinya memakan waktu sekitar
29,5 tahun.
Planet
Saturnus, salah satu planet bercincin dalam sistem tata surya. Seperti halnya
Yupiter, atmosfer Saturnus tersusun oleh gas utama Metan dan Amoniak.
Planet ini memiliki 18 satelit alam, beberapa di antaranya yaitu Titan, Hyperion, Phoebe, Mimas, Tethys, Calypso, Enceladus,
dan Iapetus.
·
Uranus
Planet Uranus merupakan satu di antara planet dalam keluarga
Matahari yang memiliki keunikan tersendiri. Planet tersebut memiliki cincin
tipis dengan lebar sekitar 1 meter, bidang ekuatornya hampir tegak lurus
terhadap garis edar planet mengelilingi Matahari (ekliptika). Hal ini mengakibatkan arah rotasinya sangat berbeda
dengan planetplanet lain, yaitu searah jarum jam. Sebagaimana kita ketahui
bahwa semua planet berotasi dari barat ke timur, kecuali Venus (dari timur ke
barat).
Rata-rata jarak antara planet Uranus ke Matahari adalah
2.875.000.000 kilometer. Periode waktu yang dibutuhkan untuk satu kali rotasi adalah
24 jam, sedangkan periode revolusi Uranus mengedari Matahari memerlukan waktu
sekitar 84 tahun. Atmosfer Uranus tersusun atas dua gas utama, yaitu Hidrogen dan Metan. Planet ini memiliki lima satelit alam, yaitu Ariel, Umbriel, Titania, Oberon, dan Miranda.
·
Neptunus
Neptunus
merupakan planet kedua terjauh dari Matahari. Ratarata jaraknya dari Matahari
adalah sekitar 4.500.000.000 kilometer. Jarak yang sangat jauh ini
mengakibatkan periode revolusi Neptunus memakan waktu yang sangat lama, yaitu
sekitar 165 tahun. Adapun waktu yang diperlukan dalam satu kali rotasi adalah
22 jam.
Permukaan planet Neptunus ketika difoto dari pesawat ulang
alik Voyager 2. Diameter planet
Neptunus cukup panjang yaitu sekitar 48.600 kilometer. Massa Neptunus
diselubungi oleh atmosfer yang tersusun atas gas Amoniak dan Metan.
Planet ini memiliki dua satelit alam, yaitu Triton dan Nereid.
c. Komet
Komet
lebih dikenal dengan istilah bintang berekor yang senantiasa datang mengunjungi
Matahari dan keluarganya secara periodik. Sebagian besar tubuh komet dibentuk
oleh berbagai gas,termasuk Sianogen (CN),
Karbon (C), Karbon monoksida (CO), Nitrogen (N2), Hidroksil (OH), dan Nitrogen Hidrid (NH). Berdasarkan
sifat fisiknya, tubuh komet terdiri atas dua bagian, yaitu inti dan ekor.
Sebelum
mendekati Matahari, komet terdiri atas batuan dan es. Debu dan gas menyembur
dari intinya, lalu terbentuklah kepala komet (koma) dan ekornya. Komet
mengedari Matahari dengan bidang orbit yang berbedabeda. Ada yang berbentuk
elips sangat pipih, parabola, bahkan hiperbola. Pada saat komet sangat dekat
dengan Matahari sebagian partikel-partikel tubuhnya mencair karena panas
Matahari dan membentuk ekor yang semakin dekat Matahari, ekor komet tersebut
semakin panjang. Adapun pada saat jaraknya jauh dari Matahari hampir semua
bagian tubuhnya membeku sehingga tidak terdapat lagi ekor. Beberapa contoh
komet yang pernah dilihat oleh manusia antara lain sebagai berikut :
d. Meteor
Benda langit anggota tata surya lainnya adalah Meteor, yaitu benda langit di angkasa
baik terdiri atas senyawa logam maupun batuan. Jika meteor masuk ke dalam
atmosfer Bumi, akan terjadi gesekan yang sangat kuat antara massa meteor dan
partikel-partikel atmosfer. Gaya gesek ini mengakibatkan meteor terbakar sehingga
terlihat dari Bumi sebagai bintang yang jatuh dari angkasa. Jika meteor sampai
ke permukaan Bumi, dinamakan meteorit. Benturan atau tumbukan yang sangat
kuat antara meteorit yang jatuh dengan permukaan bumi, dapat mengakibatkan
terjadinya cekungan muka Bumi menyerupai kawah. Seperti pernah terjadi di
daerah Winslow Arizona, Amerika Serikat, yang dikenal dengan Barringer Crater.
e. Asteroid
Asteroid adalah
benda-benda langit kecil sejenis planet yang tersebar di antara orbit planet
Mars dan Yupiter, yaitu kira-kira 500 juta kilometer dari Matahari dari Bumi.
Asteroid tampak bersinar karena benda ini sama seperti planet, menerima dan
memantulkan cahaya Matahari. Beberapa contoh asteroid adalah Trojan, Apollo, dan Cerres.
D.
Planet Bumi Sebagai Bagian Dari Sistem Tata Surya
a. Bentuk Dan Ukuran Bumi
Bentuk bumi yang bulat menyebabkan benda-benda yang bergerak
menjauhi seorang pengamat di permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam
di balik ufuk. Bumi apabila dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan,
sehingga disebut sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan
oleh keadaan di bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan
samudra. Selain itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri khas
penampakannya.Pada saat ini telah diketahui bahwa garis tengah bumi adalah
12.714 km dari kutub ke kutub dan 12. 757 km di sepanjang garis khatulistiwa.
b. Gerak Rotasi Bumi
Gerak bumi yang berputar mengitari porosnya sendiri disebut
gerak rotasi bumi. waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi satu kali
mengitari porosnya adalah 1 hari atau 24 jam (tepatnya 23 jam, 56 menit 4,09
detik). Arah rotasi bumi adalah “arah timur” yaitu dari barat ke timur. Gerak
rotasi bumi yang arahnya ke timur mengakibatkan pada siang hari matahari
seolah-olah bergerak dari timur ke barat, demikian juga dengan bulan dan
bintang di malam hari. Gerak benda-benda langit disebut gerak harian langit
atau sering disebut gerak semu harian. Bintang dalam gerak hariannya akan
kembali pada tempat yang sama di bola langit setelah menempuh waktu yang sama
dengan periode rotasi bumi.
Akibat rotasi bumi terhadap porosnya yaitu pergantian siang
dan malam hari, gerak semu harian benda langit, pengembungan di khatulistiwa
dan pemepatan di kedua kutub bumi, dan perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang
berbeda derajat bujurnya.
c. Revolusi Bumi
Satu kali bumi beredar mengelilingi matahari (berevolusi)
diperlukan waktu 365,25 hari atau 1 tahun. Kecepatan rata-rata bumi dalam
berevolusi adalah 30 km/s, sedangkan kecepatan berotasi adalah 464 m/s.
Revolusi bumi menyebabkan beberapa peristiwa yaitu pergantian musim di bumi
sepanjang tahun; perbedaan lamanya waktu siang dan malam; terlihatnya rasi
bintang yang berbeda setiap bulan, hal ini karena setiap bulan posisi bumi
berbeda dengan bulan sebelumnya sehingga langit di atas kepala kita pun berbeda
akibatnya bintang-bintang yang tampak jadi berbeda. Kumpulan bintang dengan
pola-pola tertentu disebut rasi bintang; dan adanya gerak semu tahunan
matahari.
E. Lapisan-Lapisan Pada Planet Bumi Dan Fungsinya Bagi
Kehidupan Manusia
Bumi
telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak
bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Bumi memiliki 2 macam lapisan, yaitu lapisan internal (dalam) dan
lapisan eksternal (luar). Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk bumi.
Sedangkan lapisan luar merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor atau
benda-benda luar angkasa lainnya.
Secara
struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut
:
a.
Kerak
bumi (crush)
Merupakan
kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70
km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam.
Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian
bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya
hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
b.
Selimut
atau selubung (mantle)
Merupakan
lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai
2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi
mencapai 3.000 oC.
c.
Inti bumi (core)
Inti bumi yang terdiri dari material cair, dengan
penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada
kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan
lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri
atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi
berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari
nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
Berikutnya adalah bagian dari
lapisan luar bumi secara keseluruhan :
·
Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet,
termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di
bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai
dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa
lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut.
Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi
tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena
pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang.
·
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran
gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini
kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda
langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah
yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam
lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin
tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian
yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena
permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke
udara.
·
Termosfer
lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini,
kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada
dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah
yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya
gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar
disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh
partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga
disebut sebagai cahaya Zodiakal.
F. Teori
Tentang Terjadinya Planet Bumi
Bumi adalah
planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat
tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa
yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan
pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas
dari proses terbentuknya tata surya kita.
·
Theory Big bang
Teori ini
adalh yang paling terkenal. Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya
bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat
gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya
tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan
bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan
kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang
disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya.
Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi
sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi
·
Teori Kabut Kant-Laplace
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya
terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik
antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin
cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian
khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang
terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
·
Teori Planetesimal
Teori ini
mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu
ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan
terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari
asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar
dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang
padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi
planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
·
Teori Pasang Surut Gas
Teori ini
dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati
matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada
tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya
pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60
kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama
besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan
merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah
yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti
Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebenarnya
manusia telah mencurahkan perhatian dan usaha yang sangat besar untuk
mengetahui dirinya.kita memiliki pembendaharaan cukup banyak dari hasil
penelitian para ilmuan, filosof, sastrawan, dan para ahli
dibidang kerohanian sepanjang masa ini. Namun, kita hanya
mampu mengetahui beberapa segi tertentu dari kita. Kita tidak dapat mengetahui manusia secara utuh,yang kita ketahui hanyalah
bahwa diri sandiri dari bagian-bagian tertentu, dan ini pun pada
hakikatnya di bagi oleh tatacara kita sendiri.
Asal usul kehidupan yang diambil dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yaitu di mulai dari
penciptaannya
dari tanah, yaitu penciptaan Adam sebagai Bapak umat manusia dan anak cucunya
tercipta dari saripati tanah dan air mani yang dalam Al-Qur’an karena makanan
yang dimakan manusia semuanya bersumber dari tanah. Kemudian makanan tersebut diolah
menjadi air mani, lalu disalurkan ke dalam rahim dan menyatu dengan ovum
perempuan dan berdiam disana, menetap dan berubah menjadi segumpal darah,
selang beberapa waktu berubah lagi menjadi segumpal daging, kemudian Allah
menyuruh malaikat untuk meniupkan ruh dan terciptalah janin dalam perut sang
ibu sebagai calon manusia yang tinggal menunggu masa kelahiran.
SUMBER :
· http://septiiyanekogogo.blogspot.com/2011/12/tugas-3-teori-terbentuknya-planet-bumi.html